Teori Belajar Humanistik
Dalam
Wikipedia Bahasa Indonesia disebutkan bahwa humanistik adalah aliran dalam
psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme.
Sedangkan kerangka berfikir pada teori ini adalah memanusiakan manusia artinya
perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia
terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Menurut para pendidik pada aliran ini,
penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan
perhatian siswa.Tujuan utama pendidik adalah membantu siswa mengembangkan
dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu mewujudkan potensi mereka. Para ahli humanistic melihat
adanya dua bagian pada proses belajar yaitu : proses pemerolehan informasi baru
dan personalisasi informasi ini pada individu. Oleh karena itu, Teori ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pendang pengamatannya.
·
Tokoh Teori Humanistik
Tokoh penting dalam
teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs,
Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Arthur Combs
(1912-1999)
Bersama
dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia
pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering
digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa tidak ada alasan penting bagi
mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah
dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan
memberikan kepuasan baginya.
Untuk
itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi
siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan
seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan
dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun
dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi
pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif
untuk berkembang
(2) kekuatan untuk
melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow
mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih
maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke
arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri(self). Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia
menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama,
seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang
terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting
yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau
kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8
Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat dari enam
bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah ke
bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan
mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di
Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak.
Gelar profesor diterima
di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling
and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd
Therapy.
Rogers membedakan dua
tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif
(kebermaknaan)
2. experiential (
pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungan
pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin
dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada
pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning
mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh
siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers yang
terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia
berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar
tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan
mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian
bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang
bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari bukunya Freedom To
Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting
diantaranya ialah :
a. Manusia itu
mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b. Belajar yang
signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi
dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang
menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya serta tanpa adanya hal
yang mengancam.
d. Belajar atas
inisiatif sendiri
e. Belajar dan berubah
f. Belajar yang
bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g.Belajar diperlancar
bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar
itu.
Salah satu model
pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang fasilitatif yang
dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai
kemampuan para guru untuk menciptakan kondisi yang mendukung yaitu empati, penghargaan
dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan
siswa
2. Menggunakan ide-ide
siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3. Berdialog dan
berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara
perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi
kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari
siswa)
7. Tersenyum pada siswa
Dari
penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa,
meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi
akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai,
mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi
perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Humanistik tertuju pada masalah
bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud
pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar